Dijamin paham belajar saham

Cukup banyak metode valuasi yang bisa digunakan dan hal ini bergantung pada model bisnis emiten. Misalnya :

1. Perbankan digital bisa menggunakan Average Deposit/user ataupun Customer Lifetime Valuation
2. E-commerce bisa menggunakan EV/GMV atau Price/Sales

Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Pahami model bisnisnya. Bagaimana cara perusahaan mendapatkan pendapatan dan beban apa saja yang dikeluarkan. Umumnya untuk perusahaan teknologi, pendapatan yang dihasilkan besar namun labanya kecil karena termakan biaya cukup banyak dalam pengembangan IT.
2. Cek nilai kas operasionalnya. Jika rutin positif, maka bagus. Jika masih negatif, maka telusuri untuk apa saja kasnya digunakan . Bisa cek dari aktivitas investasi dan pendanaan
3. Apakah capex yang dianggarkan memang diserap dan dipakai untuk pengembangan bisnis ?
4. Apa saja upaya manajemen untuk mempertebal marjin laba, baik dengan meningkatkan pendapatan maupun mengurangi beban
5. Jangan terkecoh oleh pendapatan non operasional ataupun pendapatan yang hanya bersifat one off saja.
6. Selalu pantau apakah guidance yang disampaika perusahaan diwujudkan dalam bisnis nya secara riil. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan secara kuartal dan tahunan

Window Dressing adalah fenomena yang terjadi di bulan Desember dan pada bulan ini pasar saham akan cenderung naik dan mencatatkan kinerja apik yang didorong oleh :

1. Investor - biasanya mereka akan mendapatkan bonus atau insentif tambahan sehingga porsi dana investasi juga lebih besar
2. Manajer Investasi - biasanya mereka juga akan berusaha untuk menunjukkan kinerja portofolio yang apik dengan cara cut the lossers and hold the winners
3. Perusahaan - biasanya emiten pun juga menampilkan performa Laporan Keuangan yang apik dengan menggeser pengakuan pendapatan menjadi lebih dini dan menunda pengakuan beban sehingga laba bersih tampak lebih gendut.

Santa Claus Rally adalah istilah untuk menggambarkan kelanjutan kenaikan di pasar saham yang terjadi 5 hr terakhir di bulan Desember dan 2 hari awal di bulan Januari

Beberapa tips ketika beli saham IPO :

1. Pahami dulu perusahaan tersebut dengan membaca prospektus emiten.
2. Dalam prospektus ini pelajari tentang model bisnis, kondisi LK 3 tahun terakhir hingga rencana penggunaan dana
3. Selain itu pahami tentang strategi kinerja emiten dan risiko bisnisnya
4. Setelah memahami dan merasa bahwa emiten tersebut menarik, maka bisa mulai ikuti bookbuilding
5. Selalu atur porsi beli mengingat saham IPO memiliki tingkat volatilitas yang tinggi
6. Pahami tujuan beli saham IPO ini. Kalau hanya sekadar trading , maka bisa pertimbangkan lepas di hari 2-3 perdagangan.

Secara umum, perusahaan melakukan right issue dengan dua alasan :

1. untuk menambah modal guna kepentingan ekspansi atau pengembangan anak usaha
2. untuk pembayaran utang

Tidak harus. Jika investor menilai bahwa right issue yang dilakukan kurang prospektif atau hanya ingin memanfaatkan kesempatan trading jangka pendek, maka right issue tersebut bisa saja tidak ditebus.

Jika menebus right, maka kepemilikan saham kita di suatu perusahaan menjadi bertambah

Jika tidak menebus right, maka akan terjadi efek dilusi dimana persentase kepemilikan saham kita di suatu perusahaan mengalami penurunan karena semakin banyaknya saham yang beredar

Nantinya harga saham akan menjadi berubah. Misal harga di market 400 dengan jumlah shares sebanyak 5 juta, harga penebusan 200 dengan penerbitan jumlah saham baru 1 juta. Maka, setelah adanya proses RI, harga saham akan berubah menjadi 366, 6(hasil ini didapat dari mengkalikan harga di market dgn jumlah shares dan ditambah dgn harga RI dan jumlah shares baru dibagi terhadap total shares di market+hasil RI)

High Frequency Trading (HFT) adalah salah satu tantangan yang memang harus dihadapi oleh seorang trader. Kendati demikian, hal ini bisa diatasi dengan mengatur mindset bahwa pertumbuhan portofolio tidak ditentukan dari kuantitas semata, namun dari kualitas setiap transaksi trading yang dilakukan. Selain itu, dengan semakin seringnya transaksi trading yang dilakukan, maka hal ini membuat cost of mistakes juga akan bertambah besar dan akan memperbesar risiko trading. Dengan mengubah mindset "Melindungi modal dan membatasi kerugian", maka hal ini bisa membantu trader untuk bisa mengurangi kecanduan trading

Pyramid adalah pembelian secara bertahap atas suatu saham yang mana saat harga saham lebih murah, maka pembelian cenderung dilakukan dengan porsi yang lebih besar dan semakin harga sahamnya naik, maka porsi beli mengecil. Pyramid adalah strategi yang sudah direncanakan secara sistematis sebelumnya. Sedangkan Avgerage Down adalah pembelian yang dilakukan setiap kali harga saham turun. Aksi beli dilakukan tanpa perhitungan dan cenderung hanya berdasar ambisi agar harga saham pegangan semakin murah. Hal ini membuat amunisi akan menjadi lebih cepat habis.

Iya. Semakin harga naik, maka porsi semakin kecil sehingga average harga saham terjaga rendah

Average Up dapat dilakukan ketika :

1. Porsi beli saham kita belum mencapai porsi penuh (single)
2. Harga saham bergerak naik setelah terkonsolidasi dalam suatu base karena ada potensi harga saham lanjut naik

1. Porsi beli saham kita belum mencapai porsi penuh (single)
2. Saham masih bergerak dalam kondisi uptrend
3. Koreksi harga saham disertai volume kecil
4. Amunisi masih mencukupi

Staggering Stoploss adalah aksi pembatasan risiko yang kita lakukan secara bertahap jika jarak antara harga beli dengan Stoploss terlalu lebar. Sehingga angka Stoploss yang diperoleh adalah average Stoploss

Trailing Stoploss dilakukan ketika harga saham sudah berhasil naik dan membentuk support yang baru . Sehingga support baru inilah yang bisa digunakan untuk level stoploss yang baru

Beberapa faktor kualitatif tersebut adalah :

1. Integritas manajemen
2. Kreativitas
3. Inovasi
4. Kekuatan merk
5. Budaya perusahaan
6. Strategi perusahaan
7. Tingkat kompetisi dengan pesaing
8. Regulasi pemerintah
9. Prospek bisnis di masa mendatang

Sebuah saham dikatakan undervalued ketika harga wajar (nilai) saham lebih besar daripada harga pasarnya

Sebuah saham dikatakan overvalued ketika harga wajar (nilai) saham lebih kecil daripada harga pasarnya

Investasi tentu perlu stoploss juga. Hal ini dilakukan jika terjadi perubahan fundamental perusahaan secara internal dan kinerja keuangan emiten tidak sesuai analisis dan ekspektasi.